Tugas utama dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan adalah mendukung empat sukses Kementerian Pertanian, khususnya dalam meningkatkan swasembada dan swasembada berkelanjutan daging sapi.
Salah satu upaya penting yang dilakukan adalah melalui Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDSK) yang bertujuan untuk menciptakan sistem penyediaan pangan hewani yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH).
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Direktur Jenderal Peternakan membagi tiga pendekatan tipologi dalam pengembangan kawasan komoditas strategis sapi potong dan kerbau, yaitu:
1. Kawasan Padang Pengembalaan untuk Pemeliharaan Ekstensif
Kegiatan pengembangan pada kawasan padang pengembalaan dengan sistem pemeliharaan ekstensif memiliki fokus utama pada beberapa poin penting, antara lain:
- Status dan legalitas lahan padang pengembalaan: Pentingnya memastikan legalitas penggunaan lahan untuk padang pengembalaan sapi dan kerbau agar kegiatan peternakan dapat berjalan dengan baik.
- Pembangunan sarana: Termasuk pembangunan fasilitas seperti pagar keliling/paddock, shelter untuk ternak, embung, jalan produksi, serta Cattle Yard untuk pemeliharaan ternak yang lebih teratur dan efisien.
- Perbaikan pastura: Untuk menjaga keberlanjutan pakan ternak, diperlukan program perbaikan pastura atau lahan pengembalaan dengan kualitas pakan yang terjaga.
- Ternak bibit dan manajemen pembibitan: Menyediakan bibit ternak unggul yang dapat berkembang biak dan mendukung ketahanan pangan daging sapi di daerah tersebut.
- Penguatan puskeswan dan SDM peternakan: Memperkuat sistem pelayanan kesehatan hewan (puskeswan) serta memberikan pelatihan kepada tenaga kerja peternakan agar lebih kompeten dalam pengelolaan usaha ternak.
- Intensifikasi kawin alam: Menjalankan program kawin alam guna meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi ternak.
2. Kawasan Padat Penduduk untuk Pemeliharaan Intensif
Di kawasan dengan kepadatan penduduk tinggi, kegiatan pengembangan dilakukan dengan sistem pemeliharaan intensif yang mencakup:
- Ternak bibit dan manajemen pembibitan: Menyediakan bibit sapi potong berkualitas untuk meningkatkan populasi ternak.
- Penggemukan sapi potong: Meningkatkan kualitas daging sapi dengan program penggemukan yang terencana dan optimal.
- Penguatan puskeswan: Memastikan pelayanan kesehatan hewan yang optimal untuk mengurangi risiko penyakit pada ternak.
- Optimalisasi inseminasi buatan: Program inseminasi buatan bertujuan untuk mempercepat proses perbaikan genetik sapi potong.
- Penanganan gangguan reproduksi dan insentif betina bunting: Memberikan solusi terkait masalah reproduksi dan meningkatkan jumlah betina bunting sebagai bagian dari perencanaan produksi ternak.
- Lumbung pakan dan pengolahan pakan ternak: Pengelolaan sumber daya pakan ternak secara efisien dengan membangun lumbung pakan serta fasilitas pengolahan pakan yang mendukung keberhasilan peternakan.
- Pasar ternak dan rumah pengolahan pupuk organik: Meningkatkan akses pasar ternak dan mengolah pupuk organik sebagai bagian dari pengelolaan lingkungan yang ramah.
3. Kawasan Integrasi Ternak dan Tanaman Perkebunan
Kegiatan pengembangan di kawasan integrasi ternak dan tanaman perkebunan meliputi:
- Ternak bibit dan manajemen pembibitan: Menyediakan bibit unggul yang dapat beradaptasi dengan kondisi kawasan perkebunan.
- Pengolahan pakan dan fermentasi: Mengoptimalkan pakan ternak dari hasil perkebunan dengan teknologi pengolahan dan fermentasi yang efisien.
- Optimalisasi inseminasi buatan dan intensifikasi kawin alam: Memperkenalkan teknologi inseminasi buatan untuk memperbaiki kualitas genetik ternak secara cepat.
- Embung air dan penguatan puskeswan: Memastikan ketersediaan air bagi ternak dan penguatan layanan kesehatan hewan di kawasan perkebunan.
- Pasar hewan dan penguatan SDM peternakan: Menyediakan pasar hewan yang terorganisir dan memperkuat kemampuan sumber daya manusia yang terlibat dalam pengelolaan peternakan.
4. Kegiatan Pengembangan Penanganan Pasca Panen
Untuk meningkatkan hasil dari usaha ternak sapi potong, kegiatan penanganan pasca panen juga harus diperhatikan. Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain:
- Rumah Potong Hewan (RPH): Menyediakan fasilitas rumah potong hewan yang sesuai standar kesehatan dan kebersihan.
- Cold Storage dan sarana pengangkut daging: Membantu mendistribusikan daging dengan sistem penyimpanan yang baik agar kualitas daging tetap terjaga.
- Penataan kios daging dan peningkatan sumberdaya RPH: Menata kios penjualan daging dan memperkuat kapasitas RPH agar dapat melayani kebutuhan pasar dengan lebih baik.
Tujuan Program dan Pencapaian
Dengan implementasi pendekatan-pendekatan ini, tujuan utama dari pengembangan peternakan sapi dan kerbau adalah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi daging sapi secara berkelanjutan.
Dalam jangka panjang, diharapkan dapat mendukung upaya swasembada daging sapi di Indonesia serta memberikan dampak positif bagi peternak lokal, ekonomi daerah, dan ketahanan pangan nasional.